Rabu, 13 Desember 2017


Kenape gabisa melukis diri sendiri?

Assalamualaikum Wr. Wb.
Oke balik lagi dengan tugas Pak Robin (:
Sekarang saya diberi tugas “Mengapa saya tidak bisa melukis saya sendiri?”
Pertama : melukis bukan passion saya
Kedua : aduh, gabisa melukis (:
Ketiga : aduh, gabisa melukis (:
Keempat : aduh, gabisa melukis (:
Oke segitu aja ya wkwkwk (:

Wassalamualaikum Wr.Wb.

3 Kegiatan Yang Terinternalisasi Pada Diri Saya

Assalamualaikum wr.wb.
Pada kesempatan kali ini, saya diberi tugas oleh Pak Robin untuk menulis tentang apa sih kebiasaan yang terinternalisasi pada diri saya, yang apabila saya meninggalkannya akan merasa menyesal didalam hati.
Oke, langsung aja ya....
  1. Solat 5 waktu


Sebagai muslim tentunya ibadah solat lima waktu adalah suatu kewajiban yang harus dilakukan, dan kita juga tahu akibat dari lalai dari perintah ini. Maka dari itu, inilah hal yang sudah terinternalisasi dalam diri saya, bahkan untuk semua muslim pastinya akan sangat menyesal jika sekali saja pernah lalai akan perintah ini.
Saya jadi teringat hadits yang mengatakan bahwa :
“Bila shalatnya baik maka baik pula seluruh amalnya, sebaliknya jika shalatnya rusak maka rusak pula seluruh amalnya.” (HR. Ath-Thabarani )
Nah, jadi inilah yang melandasi pemikiran saya untuk tidak meninggalkan solat 5 waktu, sungguh sangat menyesal jika satu waktu saja saya tinggalkan solat ini.
2.     Mencuci piring setelah makan dirumah
Oke, yang kedua mungkin suatu hal yang sangat sepele dan ya gabegitu penting juga sih... tapi kenapa sih ini menjadi suatu yang terinternalisasi dari saya? Jadi begini, saya memang sejak kecil tinggal bersama keluarga om saya dan ini juga yang membuat saya harus mandiri dari segala hal termasuk hal sepele ini. Ohiya saya juga termasuk orang yang mageran ( cowok sih ya ), terkadang ketika lupa mencuci piring setelah makan, terlintas dipikiran saya “kenapa gak gua cuci coba tadi piring? udah numpang males bgt lagi gua” ya terkadang sedikit menyesal jika hal ini ditinggalkan.
3.     Tilawah
Saya termasuk orang yang baru mulai hijrah dari kebiasaan buruk saya dan mulai melakukan sesuatu yang baik, terutama dalam ranah agama saya. Salah satunya adalah dengan tilawah ini, biasanya saya tilawah abis subuh atau gak sempet kapan aja sih... dan itu juga masih 1 – 3 lembar aja, karna bagi saya memulai sesuatu kebaikan dr yang kecil yang penting istiqomah, dan terkadang saya lupa akan hal penting ini. Nah, ini yang membuat hati saya GEGANA ( gelisah, galau, merana ) hahah lebay sih. Tapi ini serius, akan hati ini resah jika suatu kebaikan itu tertinggal apalagi bagi saya yang baru saja memulai perjalanan hijrah menuju manusa yang lebih baik. Terkadang saya mengganti tilawah ini diesok hari dengan membaca Al –Qur’an mendoublekan bacaan yang kelupaan kemarin.
Nah, jadi itu aja sih ya yang saya bisa tulis... ya 3 aja ya (:
Mohon maaf bila tulisan saya ini tidak begitu penting bagi yang membaca ( ada yg baca ga ya? Haha ). Oke, sekian. Wassalamualaikum wr.wb.


Senin, 04 Desember 2017

Taksonomi Bloom, Domain Kognitif

Kali ini akan membahas Taksonomi Bloom, 1956. Dan sekarang membahas salah satu dari 3 bagiannya, yaitu kognitif.
Kognitif ini meliputi kemampuan menyatakan kembali konsep atau prinsip yang telah dipelajari, yang berkenaan dengan kemampuan berpikir, kompetensi memperoleh pengetahuan, pengenalan, pemahaman, konseptualisasi, penentuan dan penalaran. Tujuan pembelajaran dalam ranah kognitif (intelektual) atau yang menurut Bloom merupakan segala aktivitas yang menyangkut otak dibagi menjadi 6 tingkatan sesuai dengan jenjang terendah sampai tertinggi yang dilambangkan dengan C (Cognitive) (Dalam buku yang berjudul Taxonomy of Educational Objectives. Handbook 1 : Cognitive Domain yang diterbitkan oleh McKey New York. Benyamin Bloom pada tahun 1956) yaitu:

♦ C1 (Pengetahuan/Knowledge)
Pada jenjang ini menekankan pada kemampuan dalam mengingat kembali materi yang telah dipelajari, seperti pengetahuan tentang istilah, fakta , klasifikasi dan kategori, kriteria serta metodologi. Tingkatan atau jenjang ini merupakan tingkatan terendah, tapi sangat tidak bisa diremehkan karena ini adalah kunci untuk mencapai tahap selanjutnya, yaitu pemahaman.

♦ C2 (Pemahaman/Comprehension)
Pada jenjang ini, pemahaman diartikan sebagai kemampuan dalam memahami materi tertentu yang dipelajari. Suatu ilmu bukan hanya untuk dihafal melainkan harus juga dipahami agar kita tau arti dari ilmu tersebut. Didalam pemahaman mempunyai beberapa kemampuan, diantaranya :
• Translasi (kemampuan mengubah simbol dari satu bentuk ke bentuk lain)
• Interpretasi (kemampuan menjelaskan materi)
• Ekstrapolasi (kemampuan memperluas arti).
Di jenjang ini, dengan memahami suatu ilmu peserta Didik dapat memberikan contoh yang terkait tentang ilmu tersebut.

♦ C3 (Penerapan/Application)
Pada jenjang ini, aplikasi diartikan sebagai kemampuan menerapkan informasi pada situasi nyata, dimana peserta didik mampu menerapkan pemahamannya dengan cara menggunakannya secara nyata. Di jenjang ini, peserta didik dituntut untuk dapat menerapkan konsep dan prinsip yang ia miliki pada situasi baru yang belum pernah diberikan sebelumnya.

♦ C4 (Analisis/Analysis)
Pada jenjang ini, dapat dikatakan bahwa analisis adalah kemampuan menguraikan suatu materi menjadi komponen-komponen yang lebih jelas. Kemampuan ini dapat berupa :

• Analisis elemen/unsur (analisis bagian-bagian materi)
• Analisis hubungan ( identifikasi hubungan)
• Analisis pengorganisasian prinsip/prinsip-prinsip organisasi (identifikasi organisasi)
Di jenjang ini, peserta didik diminta untuk menguraikan informasi ke dalam beberapa bagian menemukan asumsi, dan membedakan pendapat dan fakta serta menemukan hubungan sebab akibat.

♦ C5 (Sintesis/Synthesis)
Pada jenjang ini, sintesis dimaknai sebagai kemampuan memproduksi dan mengkombinasikan elemen-elemen untuk membentuk sebuah struktur yang unik. Kemampuan ini dapat berupa memproduksi komunikasi yang unik, rencana atau kegiatan yang utuh, dan seperangkat hubungan abstrak. Dalam kata lain, dapat menciptakan suatu konsep baru dengan mengkombinasikan kan konsep – konsep yang telah ada.
Di jenjang ini, peserta didik dituntut menghasilkan hipotesis atau teorinya sendiri dengan memadukan berbagai ilmu dan pengetahuan.

♦ C6 (Evaluasi/Evaluation)
Pada jenjang ini, evaluasi diartikan sebagai kemampuan menilai manfaat suatu hal untuk tujuan tertentu berdasarkan kriteria yang jelas. Kegiatan ini berkenaan dengan nilai suatu ide, kreasi, cara atau metode. Pada jenjang ini seseorang dipandu untuk mendapatkan pengetahuan baru, pemahaman yang lebih baik, penerapan baru serta cara baru yang unik dalam analisis dan sintesis. Menurut Bloom paling tidak ada 2 jenis evaluasi yaitu :
• Evaluasi berdasarkan bukti internal
• Evaluasi berdasarkan bukti eksternal
Di jenjang ini, peserta didik mengevaluasi informasi termasuk di dalamnya melakukan pembuatan keputusan dan kebijakan.

Rabu, 29 November 2017

Kelebihan dan Kekurangan Model ADDIE


Assalamualaikum wr. wb. 

Salah satu model desain sistem pembelajaran yang memperlihatkan tahapan-tahapan dasar desain sistem pembelajaran yang sederhana dan mudah dipelajari adalah model ADDIE. Model ini, sesuai dengan namanya, terdiri dari lima fase atau tahap utama, yaitu (A) analysis, (D) desain, (D)development, (I) implementaion, dan (E) evoaluation. Kelima fase atau tahap dalam model ADDIE perlu dilakukan secara sistemik dan sistematik.
Nah, kali ini saya akan membahas apa sih kekurangan dan kelebihan model ADDIE ini, berikut pemaparannya :

Kelebihan

Mudah dipelajari dan sederhana serta sistematis, model ini yang kita ketahui bahwa memiliki 5 komponen yang saling berkaitan dan sistematis yang artinya model ini harus digunakan secara sistematik dan tak bisa diacak urutannya dalam penerapannya. Karenya model ini bersifat sederhana dan terstruktur secara sistematis maka lebih mudah dipahami oleh pendidik.  

Kekurangan

Ditahap analisis model ini bisa dibilang memerlukan waktu yang lama dalam pengerjaannya, pendidik harus menganalisis siswa terlebih dahulu untuk membagi menjadi 2 bagian yaitu analisis kebutuhan dan analisis kinerja. Karena dalam tahapan ini sangat menentukan berjalannya proses tahapan desain pembelajaran selanjutnya.
 

Kamis, 09 November 2017

Mereview penjelasan matkul desain pembelajaran

PEMBELAJARAN SEBAGAI SISTEM

Sistem memiliki 3 komponen, yaitu masukan - proses - keluaran dan feedback diantara ketiganya.
Nah, mengapa ada feedback? Karena dengan adanya feedback susunan ini dapat dikatakan sebuah sistem.
Dengan adanya feedback, kita akan mengetahui apakah tujuan kita nantinya tercapai atau tidak. Maka, bila suatu feedback itu tidak ada kita juga tidak akan mengetahui apakah ada kesalahan dan tidak dapat ditelusuri.

Masukan
-Kurikulum = dengan adanya kurikulum, menuntut pembelajaran berjalan secara sistematis. Tentunya dengan kurikulum yang diatur sesuai kebutuhan peserta didik.
-Peserta = Siswa. Kalau tidak ada siswa untuk apa ada pembelajaran? Maka, siswa menjadi acuan dalam perancangan kurikulum karena banyaknya siswa yang heterogen.
Terdapat 3 jenis siswa ;
1. Low (20%)
2. Medium (60%)
3. High (20%)
-Instruktur = yaitu pengajar atau dosen. Ini juga bisa menjadi indikator permasalahan tujuan belajar, bilamana si guru ini hanya mengajar seenaknya saja dan tidak maksimal dalam menyampaikan materi.
-Sarana&Prasarana
Tentu dengan ditunjangnya suatu sarana&prasarana disuatu sekolah atau kampus memudahkan peserta didik dalam belajar. Tetapi bukan berarti yang sarananya minim tidak bisa berkembang, semua tergantung dengan penggunanya bagaimana bisa untuk mengoptimalkan sarana tersebut dan bagi yang tak memiliki sarana memadai mungkin bisa meningkatkan kreativitasnya untuk menciptakan sarana yang sederhana tetapi memudahkan pekerjaan manusia.

Proses
-Materi
-Metode
-Media
-Evaluasi
-PGP ( proses belajar pembelajaran )

Keluaran
Didalam bagian ini kita akan mengetahui apakah peserta didik memiliki kompetensi yang baik atau tidak.

Kesimpulannya adalah dari setiap komponen yang ada, mereka saling bekerja sama satu sama lain guna mencapai suatu tujuan dan kompetensi yang telah ditetapkan.



Rabu, 25 Oktober 2017

ALIRAN PSIKOLOGI DALAM PRMBELAJARAN

·         HUMANISME = kebebasan dan interaksi dengan lingkungan
Jadi, peristiwa belajar akan terjadi bila murid berinteraksi dengan lingkungannya ( guru, teman sebaya dll ). Semakin siswa aktif dlm interaksi tersebut, semakin banyak juga siswa belajar ( ilmu yang didapat). Aliran ini berorientasi pada siswa, jadi siswa bebas mengimprovisasi belajar pada diri masing" dan guru sebagai fasilitator.
·       BEHAVIORISTIK = perubahan perilaku siswa akibat stimulus - respon
 Jadi, keberhasilan suatu komunikasi ( proses pembelajaran ) dengan rumus Stimulus = Respon. Dengan siswa merespon suatu stimulus yg disampaikan maka bisa dikatakan suatu komunikasi tersampaikan dengan baik, dan dalam hal belajar perubahan perilaku siswa juga harus diamati ( melalui Kognitif, psikomotorik dan efektif ).
·       KOGNITIFISME = perubahan struktur kognitif
 Jadi, teori ini menekankan pada perkembangan pola pikir siswa dalam kematangan intelektual, aktifnya siswa dengan lingkungan belajar dan transmisi belajar yaitu adanya diskusi dan studi banding. Dalam hal ini juga keaktifan siswa dengan lingkungan belajar mempengaruhi tingkat belajarnya juga.
·       KONSTURKTIFISME = Belajar dengan pengalaman konkrit, kontekstual dan bermakna.
Dalam teori ini siswa tidak dipaksa untuk memiliki polo berpikir yg homogen, tetapi sesuai pemikiran individu masing". Teori ini juga mengajarkan bila berpikir kolaboratif ( diskusi ) lebih baik drpd pemikiran individu, dan bermaknanya suatu kegiatan belajar apabila belajar itu membuat seseorang ketagihan dalam melakukannya.
·       CIBERNETIK = Belajar secara sistematis dan sistemik.

Manusia mengorganisasikan apa yang telah diketahui, contohnya informasi. Manusia memproses suatu informasi tersebut dengan mengolah suatu informasi lalu mendifusikan suatu informasi ke orang banyak dengan sistematis dan sistemik. Dan Cibernetik ini erat kaitannya dengan pembelajaran digital, jadi teori ini memudahkan suatu pembelajaran yang dilakukan agar lebih efisien.
Prinsip - Prinsip Pembelajaran Yang Menyenangkan

·         Respon akan diulang, bila akibat yang ditimbulkan menyenangkan
Jadi, suatu pembelajaran akan mendapatkan respon balik bila suatu materi yang disampaikan menyenangkan, karena suatu yang menyenangkan cenderung dilakukan berulang – ulang. Contoh dari implikasinya adalah dengan pemberian umpan balik harus positif.
·         Perilaku belajar tidak hanya akibat dari respon, tetapi juga pengaruh kondisi lingkungan siswa
Perilaku belajar tidak hanya hasil dari proses belajar didalam kelas, tetapi juga berpengaruh dari lingkungannya. Maka dari itu lingkungan belajar harus kondusif dan metode serta media yang digunakan harus variatif. Dengan penggunaan media yang bervariasi tentunya akan meningkatkan daya tarik peserta didik dalam belajar.
·         Perilaku yang dihasilkan akan berkurang bila tidak diperkuat dengan akibat yang menyenangkan
Suatu materi akan hilang jika siswa tak merasakan kesenangan dalam melakukan proses pembelajaran. Maka dari itu suatu materi yang disampaikan seharusnya mampu berperan dalam kehidupan sehari – hari siswa.
·         Belajar yang terbatas akan ditransfer ke situasi lain secara terbatas pula
Suatu implikasi dari belajar akan terbatas bila belajarnya saja dibatasi. Maka dari itu kegiatan belajar harus berperan penting dalam kondisi nyata siswa agar suatu materi yang disampaikan kepada siswa akan diterima dengan baik.
·         Belajar menggeneralisasi dan membedakan adalah dasar untuk belajar yang kompleks
Maka setiap pengajar harus mampu menggeneralisasi suatu materi atau bahan ajar yang nantinya akan terbentuk konsep yang sesuai dengan kenyataan atau valid dan pembelajaran yang dilakukan harus sistematis dan menggunakan contoh maupun non contoh dari teori yang disampaikan.
·         Kesiapan mental mempengaruhi perhatian dan ketekunan selama proses belajar berlangsung
Bila siswa tak tertatik kepada apa yang disampaikan bagaimana siswa ingin memperhatikan suatu materi yang disampaikan. Oleh karena itu, pengajar harus lebih variatif dalam penyampaian materi, misal bisa dengan menggunakan media yang menarik dan variatif agar menarik perhatian siswa. Maka dari itu siswa harus dibangun mental yang baik dan yang dapat mendorong keinginan suatu belajar dalam dirinya meningkat.
·         Kegiatan belajar yang dibagi kecil – kecil disertai cara penyelesaian untuk setiap langkah akan mempercepat pencapaian tujuan belajar
Pemberian suatu materi yang dibagikan sekaligus ( banyak ) yang tak memperhatikan kapasitas siswa akan menghambat suatu pencapaian tujuan belajar. Maka dari itu jangan memberikan materi secara langsung ( semua materi diberikan tanpa ada penjelasan rinci ), tetapi bagikan sedikit demi sedikit dan jelaskan secara rinci serta langkah – langkah dalam mempercepat tujuan belajar. Implikasinya dengan penggunaan modul dan paket belajar lainnya.
·         Kebutuhan menyederhanakan materi yang kompleks dapat dilakukan dengan menggunakan suatu model
Menjelaskan materi yang kompleks sangat tidak mudah, dibutuhkan suatu model yang dapat menyederhakana suatu materi. Dalam arti dalam penyampaiannya siswa dapat memahami isi materi yang disampaikan, dengan menggunakan metode dan media yang tepat maka peyederhanaan suatu materi berjalan dengan baik.
·         Keterampilan tingkat tinggi pada dasarnya terbentuk dari keterampilan yang sederhana
Keterampilan yang tingkat tinggi tidak hanya menggunakan suatu teknologi yang canggih dan rumit, tetapi bisa dengan keterampilan yang sederhana saja. Kesederhanaan tersebut dapat membentuk kemampun menjadi level teratas, contoh hal sederhana adalah menganalisis suatu tujuan pembelajaran agar belajar menjadi sistematis.
·         Belajar akan lebih cepat bila siswa memperoleh umpan balik dan cara meningkatkanya.
Jadi, paham atau tidaknya siswa dalam belajar dapat dilihat dari umpan balik siswa kepada pengajar. Dan tentunya pengajar berpengaruh penting dalam membantu siswa meningkatkan ilmu pengetahuannya. Implikasinya adalah suatu kemajuan siswa harus diinformasikan secara teratur.
·         Perkembangan dan kecepatan siswa dalam belajar sangat bervariasi
Pastinya karakter peserta didik berbeda – beda, dan daya tangkap siswa pastinya memiliki perkembangan dan kecepatan yang heterogen. Maka dari itu pengajar tidak boleh memaksa semua siswa untuk mengerti, tetapi memberikan solusi kepada siswa yang tak mengerti. Misal dengan perancangan materi secara individual kepada siswa.
·         Dengan persiapan yang baik siswa dapat mengorganisasikan kegiatan belajarnya sendiri
Alangkah baiknya jika seorang siswa baca – baca terlebih dahulu materi apa yang akan disampaikan, agar siswa memiliki suatu persiapan yang baik. Dengan persiapan yang baik dalam belajar siswa akan mudah mengorganisasikan kegiatan belajarnya dengan baik dan akan lebih mudah paham apa yang disampaikan oleh pengajar.

Senin, 14 Agustus 2017

Peran Mahasiswa Dalam Pendidikan Indonesia

Mahasiswa adalah golongan generasi muda yang menuntu ilmu di perguruan tinggi negeri yang mempunyai gelar “maha” didepan nama siswa. Yang kita ketahui gelar “maha” itu hanya untuk Tuhan Yang Maha Esa, tetapi kita diberi gelar “maha” karena nantinya mahasiswalah yang akan membangun bangsa ini.

Dilihat dari segi sejarah, di berbagai negara peran mahasiswa sangatlah penting untuk kemajuan suatu bangsa. Teringat pada tahun 1998, dimana krisis ekonomi menyerang Indonesia, seluruh mahasiswa yang ada di Indonesia berkumpul dan menuntut agar presiden Soeharto turun dari jabatannya agar digantikan oleh pemimpin yang bisa membawa perubahan untuk bangsa Indonesia.

Biasanya mahasiswa identik dengan “demo”, tetapi sebenarnya salah. Karena mahasiswa adalah suatu penggerak bangsa dan mahasiswa terdapat diantara pemerintah dan rakyat. Berikut adalah ciri – ciri mahasiswa menurut Kartono ( dalam Ulfah 2010 ) :
  1. Memiliki kemampuan dan juga kesempatan untuk belajar di perguruan tinggi, sehingga dapat digolongkan dalam golongan intelegensia.
  2. Dengan memiliki kesempatan yang ada, mahasiswa diharapkan kelak bisa bertindak sebagai pemimpin yang mampu serta terampil, baik sebagai pemimpin masyarakat maupun dalam dunia kerja nantinnya.
  3. Mahasiswa diharapkan dapat menjadi daya penggerak yang dinamis bagi proses modernisasi dalam kehidupan mayarakat.
  4. Mahasiswa diharapkan mampu memasuki dunia kerja sebagai tenaga yang berkualitas serta profesional.



Maka dari itu peran mahasiswa terdahap negaranya adalah suatu cerminan suatu bangsa itu maju atau tidak. Lalu apakah fungsi dari peran mahasiswa?? Mahasiswa mempunyai peran istimewa terhadap bangsa, diantaranya :

1.      Sebagai Kontrol Sosial
Mahasiswa memiliki intelektual, kepekaan sosial dan sifat kritis, yang akan nantinya berperan penting bagi kehidupan sosial dalam bermasyarakat. Peran mahasiswa sebagai kontrol sosial terjadi disaat adanya masalah dalam suatu negara, maka dari itu sangatlah tidak etis bila mahasiswa acuh dan tidak peduli akan permasalahan sosial.
Oleh karena itu, mahasiswa harus berperan dalam masalah ini, bisa dengan menampung aspirasi rakyat kemudian diwujudkan dengan aksi damai yang ditujukan kepada pemerintah. Bisa juga dengan pemikiran – pemikiran yang kritis, diskusi sesama mahasiswa atau membantu masyarakat dalam bentuk moril ataupun materi.

2.      Sebagai Iron Stock
Para Mahasiswa nantinya sangat diharapkan menjadi penerus bangsa yang memiliki kemampuan, ketrampilan, serta akhlak mulia untuk dapat menjadi calon pemimpin yang siap pakai. Karena mahasiswa adalah aset dan harapan bangsa.
Mahasiswa tidak hanya duduk dan mendengarkan dosen mengajar, tetapi mahasiswa juga harus berorganisasi, memahami berbagai ilmu pengetahuan dan permasalahan sosial apa yang sedang terjadi di masyarakat.

3.      Sebagai Agen Perubahan
Mahasiswa sebagai agen perubahan, yakni mahasiswa tidak hanya menjadi penggagas perubahan, tetapi sebagai objek atau pelaku dalam perubahan suatu bangsa. Sikap kritis yang positif harus dimiliki dan sering dapat membuat sebuah perubahan besar dan juga membuat para pemimpin yang tidak berkompeten menjadi gerah serta cemas akan jabatannya.
Banyak sekali pembodohan dibangsa ini yang dilakukan oleh pemimpin – pemimpin yang tidak amanat dan rakus akan kekuasaan. Maka dari itu, kita mahasiswa dimasa depan diharapkan dapat menjadi bagian penting dalam perubahan suatu bangsa. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan yang ke arah positif yang dapat memajukan suatu bangsa.

Maka dari itu, kita sebagai mahasiswa harus meningkatkan kualitas diri, tidak hanya dalam intelektual tetapi juga perlu adanya soft skill seperti leadership, kemampuan memposisikan diri, serta sensitivitas yang tinggi.

Tidak semua mahasiswa harus menjadi seorang pemimpin, tetapi bisa juga menjadi tenaga kerja yang berkualitas, profesional dan jujur serta amanat dalam bekerja. Karena tidak hanya kualitas yang diperlukan, tetapi juga sikap moral dan jujur sangat penting dalam pekerjaan.

Nah, mulai dari sekarang mari kita sebagai mahasiswa harus menjadi pemuda yang berkualitas dalam intelektual maupun dalam organisasi. Karena pemuda adalah agen perubahan dan aset bagi bangsa Indoneisa.

Sekian dari apa yang saya tulis, mohon maaf bila ada salah kata dalam penulisan. Saya ucapkan terima kasih atas perhatiannnya.


Nama  : Raden Muchamad Budi Mulyono
NIM    : 1101617034
Prodi   : Teknologi Pendidikan