Rabu, 03 Januari 2018




 Tugas Akhir Design Instructional

Nama Sekolah             : SMAN 7 Bekasi
Mata Pelajaran            : Penjaskes ( futsal )
Bobot                          : 2x45 Menit
Kelas/Semester           : X/1
Materi Pokok              : Passing, dribbling dan shoting serta moving dalam permainan futsal



Tujuan Instruksional Umum (TIU)

Setelah mengikuti pembelajaran penjaskes, siswa kelas 9 semester satu akan dapat mendemontrasikan dasar – dasar dalam permainan futsal dengan baik dan bisa melakukan perannya sebagai pemain futsal saat dilapangan.



Kompetensi Khusus :

1.      Siswa kelas 9 semester 1 dapat menjelaskan cara melakukan passing, dribbling, shoting dan moving dalam permainan futsal.

2.      Siswa kelas 9 semester 1 dapat melakukan passing, dribbling, shoting dan moving langsung dilapangan.

3.      Siswa kelas 9 semester 1 dapat mempraktekan  passing, dribbling, shoting dan moving langsung didalam permainan futsal


Raden Muchamad Budi Mulyono
1101617034

Selasa, 02 Januari 2018

  18 nilai-nilai dalam pendidikan karakter menurut Diknas

1. Religius
Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain. Contohnya seperti melakukan solat tepat waktu dan berjamaah serta meninggalkan suatu hal yang sia – sia dan maksiat.

2. Jujur
Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. Contohnya seperti hal yang simple saja saat ditanya orang tua jika ingin pergi keluar rumah, terkadang kita tak jujur tetapi seharusnya kita berkata jujur dan tidak membohongi orang tua.

3. Toleransi
Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya. Contohnya dalam agama islam pastinya mengajarkan adanya toleransi, seperti saat natal kami sebagai umat muslim membiarkan dan tidak mengganggu jalannya ibadah mereka serta tidak ikut campur dalam ibadahnya dan juga tidak mengucapkan “selamat natal”.

4. Disiplin
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. Contoh seperti saat kita ada kelas jam 10 pagi, kita harus datang lebih awal misal setengah 9 pagi agar saat sampai bisa santai – santai dan tidak terburu – buru. Disiplin adalah sifat menghargai waktu dan sifat ini ada tentunya karena adanya pembiasaan. 

5. Kerja Keras
Tindakan yang menunjukkan perilaku tekun dan semangat pada berbagai keadaan. Contoh jika kita mempunyai suatu cita – cita pastinya kita tidak hanya berdiam diri, tentunya kita harus berjuang dan belajar sampai kita menggapai cita – cita kita.

6. Kreatif
Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki. Contoh seperti melakukan sesuatu “out of the box”, berkarya dengan segala kemampuan dan tidak memplagiatkan karya orang lain, misal membuat suatu karya ilmiah dalam perlombaan.

7. Mandiri
Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas. Contohnya hal simple saja saat dirumah setelah makan hendaklah mencuci piringnya, bangun tidur tidak harus diteriaki orang tua dll.

8. Demokratis
Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain. Contohnya mengamalkan 5 sila yang ada dipancasila, seperti sila pertama “ketuhanan Yang Maha Esa”, kita harus percaya kalau Tuhan itu ada dan Esa, maka dari itu jika ada masyarakat Indonesia yang atheis bisa dikatakan dia anti-pancasialis.

9. Rasa Ingin Tahu
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar. Contoh saat kita melihat suatu yang kita belum pernah kita lihat, perasaan kita saat pertama kali liat pasti kepo dan langsung bertanya – tanya itu apa serta ingin tahu lebih dalam tentang apa yang diliat.

10. Semangat Kebangsaan
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri serta kelompoknya dan semangat dalam hal yang berbau kebangsaan, kebudayaan dan tentang bangsa&negara.

11. Cinta Tanah Air
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya. Contoh seperti memiliki sikap peduli tehadap budaya sendiri, tidak melupakan budaya sendiri dan menjaganya serta melestarikannya.

12. Menghargai Prestasi
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain. Contoh seperti mengapresiasikan apa yang didapatkan oleh temannya, yaitu prestasi. Misal dengan memberikan kenang – kenangan atau hadiah bukan malah iri dan memusuhinya karena kita tidak berprestasi.

13. Bersahabat/Komunikatif
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain. Contoh seperti ramah dan bertutur kata yang baik terhadap teman.

14. Cinta Damai
Sikap dan tindakan seseorang yang menimbulkan suatu kebersamaan dan tindakan yang menjaga keselarasan kehidupan berbangsa dan bernegara. Contoh seperti menjaga komunikasi yang baik terhadap lingkungan masyrakat serta tidak bersikap cuek terhadap lingkungan sekitar.

15. Gemar Membaca
Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya. Contoh seperti selalu menyediakan waktu untuk membaca tiap harinya, karena membaca buku sama saja membuka jendela dunia yang dimana informasi dan ilmu begitu luas.

16. Peduli Lingkungan
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi. Contoh seperti gotong royong dilingkungan rumah untuk membersihkan selokan dan menanam pohon.

17. Peduli Sosial
Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan. Contoh : sejatinya kita sebagai mahluk social tak bisa lepas dari bantuan orang lain, maka dari itu saling membantu disaat orang sekitar membutuhkan dan menolong orang yang sedang membutuhkan pertolongan.

18. Tanggung Jawab
Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa. Contoh misal jika kita diberi tanggung jawab sebagai penanggung jawab kelas maka lakukanlah tugasnya dan jangan melanggarnya.

Nah, dari 18 karakter diatas, apa saja ya yang terinternalisasi didalam diri saya?? okeh langsung aja ya...

Pertama, toleransi. Mengapa sifat ini terinternalisasi dalam diri saya?? karena saya memang dari dulu tau jika ada batasan - batasan dalam beragama walau ibadah kurang ya hehe. Misal dalam perayaan hari raya orang lain saya tidak ikut merayakannya dan tidak juga mengganggu jalannya ibadah mereka.

Kedua,  Bersahabat/komunikatif. Ya sebenernya saya ini lebih ke pendiam dan pemalu jika dengan orang baru, tapi kalau udah dekat saya malah lebih aktif dari pertama ketemu dan lebih mudah juga bersahabat.

Ketiga, Cinta Damai. Sejujurnya saya tidak suka yang namanya kekerasan dan main fisik. maka dari itu lebih suka dengan sifat yang berdamai dan tidak suka bila adanya provokator yang membuat kondisi memanas dan membuat ricuh.

Ya, segitu aja ya dari saya heuheu.


Rabu, 13 Desember 2017


Kenape gabisa melukis diri sendiri?

Assalamualaikum Wr. Wb.
Oke balik lagi dengan tugas Pak Robin (:
Sekarang saya diberi tugas “Mengapa saya tidak bisa melukis saya sendiri?”
Pertama : melukis bukan passion saya
Kedua : aduh, gabisa melukis (:
Ketiga : aduh, gabisa melukis (:
Keempat : aduh, gabisa melukis (:
Oke segitu aja ya wkwkwk (:

Wassalamualaikum Wr.Wb.

3 Kegiatan Yang Terinternalisasi Pada Diri Saya

Assalamualaikum wr.wb.
Pada kesempatan kali ini, saya diberi tugas oleh Pak Robin untuk menulis tentang apa sih kebiasaan yang terinternalisasi pada diri saya, yang apabila saya meninggalkannya akan merasa menyesal didalam hati.
Oke, langsung aja ya....
  1. Solat 5 waktu


Sebagai muslim tentunya ibadah solat lima waktu adalah suatu kewajiban yang harus dilakukan, dan kita juga tahu akibat dari lalai dari perintah ini. Maka dari itu, inilah hal yang sudah terinternalisasi dalam diri saya, bahkan untuk semua muslim pastinya akan sangat menyesal jika sekali saja pernah lalai akan perintah ini.
Saya jadi teringat hadits yang mengatakan bahwa :
“Bila shalatnya baik maka baik pula seluruh amalnya, sebaliknya jika shalatnya rusak maka rusak pula seluruh amalnya.” (HR. Ath-Thabarani )
Nah, jadi inilah yang melandasi pemikiran saya untuk tidak meninggalkan solat 5 waktu, sungguh sangat menyesal jika satu waktu saja saya tinggalkan solat ini.
2.     Mencuci piring setelah makan dirumah
Oke, yang kedua mungkin suatu hal yang sangat sepele dan ya gabegitu penting juga sih... tapi kenapa sih ini menjadi suatu yang terinternalisasi dari saya? Jadi begini, saya memang sejak kecil tinggal bersama keluarga om saya dan ini juga yang membuat saya harus mandiri dari segala hal termasuk hal sepele ini. Ohiya saya juga termasuk orang yang mageran ( cowok sih ya ), terkadang ketika lupa mencuci piring setelah makan, terlintas dipikiran saya “kenapa gak gua cuci coba tadi piring? udah numpang males bgt lagi gua” ya terkadang sedikit menyesal jika hal ini ditinggalkan.
3.     Tilawah
Saya termasuk orang yang baru mulai hijrah dari kebiasaan buruk saya dan mulai melakukan sesuatu yang baik, terutama dalam ranah agama saya. Salah satunya adalah dengan tilawah ini, biasanya saya tilawah abis subuh atau gak sempet kapan aja sih... dan itu juga masih 1 – 3 lembar aja, karna bagi saya memulai sesuatu kebaikan dr yang kecil yang penting istiqomah, dan terkadang saya lupa akan hal penting ini. Nah, ini yang membuat hati saya GEGANA ( gelisah, galau, merana ) hahah lebay sih. Tapi ini serius, akan hati ini resah jika suatu kebaikan itu tertinggal apalagi bagi saya yang baru saja memulai perjalanan hijrah menuju manusa yang lebih baik. Terkadang saya mengganti tilawah ini diesok hari dengan membaca Al –Qur’an mendoublekan bacaan yang kelupaan kemarin.
Nah, jadi itu aja sih ya yang saya bisa tulis... ya 3 aja ya (:
Mohon maaf bila tulisan saya ini tidak begitu penting bagi yang membaca ( ada yg baca ga ya? Haha ). Oke, sekian. Wassalamualaikum wr.wb.


Senin, 04 Desember 2017

Taksonomi Bloom, Domain Kognitif

Kali ini akan membahas Taksonomi Bloom, 1956. Dan sekarang membahas salah satu dari 3 bagiannya, yaitu kognitif.
Kognitif ini meliputi kemampuan menyatakan kembali konsep atau prinsip yang telah dipelajari, yang berkenaan dengan kemampuan berpikir, kompetensi memperoleh pengetahuan, pengenalan, pemahaman, konseptualisasi, penentuan dan penalaran. Tujuan pembelajaran dalam ranah kognitif (intelektual) atau yang menurut Bloom merupakan segala aktivitas yang menyangkut otak dibagi menjadi 6 tingkatan sesuai dengan jenjang terendah sampai tertinggi yang dilambangkan dengan C (Cognitive) (Dalam buku yang berjudul Taxonomy of Educational Objectives. Handbook 1 : Cognitive Domain yang diterbitkan oleh McKey New York. Benyamin Bloom pada tahun 1956) yaitu:

♦ C1 (Pengetahuan/Knowledge)
Pada jenjang ini menekankan pada kemampuan dalam mengingat kembali materi yang telah dipelajari, seperti pengetahuan tentang istilah, fakta , klasifikasi dan kategori, kriteria serta metodologi. Tingkatan atau jenjang ini merupakan tingkatan terendah, tapi sangat tidak bisa diremehkan karena ini adalah kunci untuk mencapai tahap selanjutnya, yaitu pemahaman.

♦ C2 (Pemahaman/Comprehension)
Pada jenjang ini, pemahaman diartikan sebagai kemampuan dalam memahami materi tertentu yang dipelajari. Suatu ilmu bukan hanya untuk dihafal melainkan harus juga dipahami agar kita tau arti dari ilmu tersebut. Didalam pemahaman mempunyai beberapa kemampuan, diantaranya :
• Translasi (kemampuan mengubah simbol dari satu bentuk ke bentuk lain)
• Interpretasi (kemampuan menjelaskan materi)
• Ekstrapolasi (kemampuan memperluas arti).
Di jenjang ini, dengan memahami suatu ilmu peserta Didik dapat memberikan contoh yang terkait tentang ilmu tersebut.

♦ C3 (Penerapan/Application)
Pada jenjang ini, aplikasi diartikan sebagai kemampuan menerapkan informasi pada situasi nyata, dimana peserta didik mampu menerapkan pemahamannya dengan cara menggunakannya secara nyata. Di jenjang ini, peserta didik dituntut untuk dapat menerapkan konsep dan prinsip yang ia miliki pada situasi baru yang belum pernah diberikan sebelumnya.

♦ C4 (Analisis/Analysis)
Pada jenjang ini, dapat dikatakan bahwa analisis adalah kemampuan menguraikan suatu materi menjadi komponen-komponen yang lebih jelas. Kemampuan ini dapat berupa :

• Analisis elemen/unsur (analisis bagian-bagian materi)
• Analisis hubungan ( identifikasi hubungan)
• Analisis pengorganisasian prinsip/prinsip-prinsip organisasi (identifikasi organisasi)
Di jenjang ini, peserta didik diminta untuk menguraikan informasi ke dalam beberapa bagian menemukan asumsi, dan membedakan pendapat dan fakta serta menemukan hubungan sebab akibat.

♦ C5 (Sintesis/Synthesis)
Pada jenjang ini, sintesis dimaknai sebagai kemampuan memproduksi dan mengkombinasikan elemen-elemen untuk membentuk sebuah struktur yang unik. Kemampuan ini dapat berupa memproduksi komunikasi yang unik, rencana atau kegiatan yang utuh, dan seperangkat hubungan abstrak. Dalam kata lain, dapat menciptakan suatu konsep baru dengan mengkombinasikan kan konsep – konsep yang telah ada.
Di jenjang ini, peserta didik dituntut menghasilkan hipotesis atau teorinya sendiri dengan memadukan berbagai ilmu dan pengetahuan.

♦ C6 (Evaluasi/Evaluation)
Pada jenjang ini, evaluasi diartikan sebagai kemampuan menilai manfaat suatu hal untuk tujuan tertentu berdasarkan kriteria yang jelas. Kegiatan ini berkenaan dengan nilai suatu ide, kreasi, cara atau metode. Pada jenjang ini seseorang dipandu untuk mendapatkan pengetahuan baru, pemahaman yang lebih baik, penerapan baru serta cara baru yang unik dalam analisis dan sintesis. Menurut Bloom paling tidak ada 2 jenis evaluasi yaitu :
• Evaluasi berdasarkan bukti internal
• Evaluasi berdasarkan bukti eksternal
Di jenjang ini, peserta didik mengevaluasi informasi termasuk di dalamnya melakukan pembuatan keputusan dan kebijakan.

Rabu, 29 November 2017

Kelebihan dan Kekurangan Model ADDIE


Assalamualaikum wr. wb. 

Salah satu model desain sistem pembelajaran yang memperlihatkan tahapan-tahapan dasar desain sistem pembelajaran yang sederhana dan mudah dipelajari adalah model ADDIE. Model ini, sesuai dengan namanya, terdiri dari lima fase atau tahap utama, yaitu (A) analysis, (D) desain, (D)development, (I) implementaion, dan (E) evoaluation. Kelima fase atau tahap dalam model ADDIE perlu dilakukan secara sistemik dan sistematik.
Nah, kali ini saya akan membahas apa sih kekurangan dan kelebihan model ADDIE ini, berikut pemaparannya :

Kelebihan

Mudah dipelajari dan sederhana serta sistematis, model ini yang kita ketahui bahwa memiliki 5 komponen yang saling berkaitan dan sistematis yang artinya model ini harus digunakan secara sistematik dan tak bisa diacak urutannya dalam penerapannya. Karenya model ini bersifat sederhana dan terstruktur secara sistematis maka lebih mudah dipahami oleh pendidik.  

Kekurangan

Ditahap analisis model ini bisa dibilang memerlukan waktu yang lama dalam pengerjaannya, pendidik harus menganalisis siswa terlebih dahulu untuk membagi menjadi 2 bagian yaitu analisis kebutuhan dan analisis kinerja. Karena dalam tahapan ini sangat menentukan berjalannya proses tahapan desain pembelajaran selanjutnya.
 

Kamis, 09 November 2017

Mereview penjelasan matkul desain pembelajaran

PEMBELAJARAN SEBAGAI SISTEM

Sistem memiliki 3 komponen, yaitu masukan - proses - keluaran dan feedback diantara ketiganya.
Nah, mengapa ada feedback? Karena dengan adanya feedback susunan ini dapat dikatakan sebuah sistem.
Dengan adanya feedback, kita akan mengetahui apakah tujuan kita nantinya tercapai atau tidak. Maka, bila suatu feedback itu tidak ada kita juga tidak akan mengetahui apakah ada kesalahan dan tidak dapat ditelusuri.

Masukan
-Kurikulum = dengan adanya kurikulum, menuntut pembelajaran berjalan secara sistematis. Tentunya dengan kurikulum yang diatur sesuai kebutuhan peserta didik.
-Peserta = Siswa. Kalau tidak ada siswa untuk apa ada pembelajaran? Maka, siswa menjadi acuan dalam perancangan kurikulum karena banyaknya siswa yang heterogen.
Terdapat 3 jenis siswa ;
1. Low (20%)
2. Medium (60%)
3. High (20%)
-Instruktur = yaitu pengajar atau dosen. Ini juga bisa menjadi indikator permasalahan tujuan belajar, bilamana si guru ini hanya mengajar seenaknya saja dan tidak maksimal dalam menyampaikan materi.
-Sarana&Prasarana
Tentu dengan ditunjangnya suatu sarana&prasarana disuatu sekolah atau kampus memudahkan peserta didik dalam belajar. Tetapi bukan berarti yang sarananya minim tidak bisa berkembang, semua tergantung dengan penggunanya bagaimana bisa untuk mengoptimalkan sarana tersebut dan bagi yang tak memiliki sarana memadai mungkin bisa meningkatkan kreativitasnya untuk menciptakan sarana yang sederhana tetapi memudahkan pekerjaan manusia.

Proses
-Materi
-Metode
-Media
-Evaluasi
-PGP ( proses belajar pembelajaran )

Keluaran
Didalam bagian ini kita akan mengetahui apakah peserta didik memiliki kompetensi yang baik atau tidak.

Kesimpulannya adalah dari setiap komponen yang ada, mereka saling bekerja sama satu sama lain guna mencapai suatu tujuan dan kompetensi yang telah ditetapkan.